Refleksi Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran

(Sebagai tugas akhir perkuliahan Perencanaan Pembelajaran)

Setelah saya mengikuti perkuliahan Perencanan Pembelajaran dari P. Marsigit saya berpendapat bahwa dalam membuat Rencana Pelajaran (lesson plan), desainnya tidak mesti ada yang baku, melainkan disesuaikan dengan kesepakatan di MGMP masing-masing daerah. Yang penting RPP yang dibuat itu bukan RPP wajib saja, melainkan merupakan RPP kualitas kedua, yang keberadaannya mampu dilaksanakan oleh guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar, yang intinya kita harus berusaha semaksimal mungkin agar RPP itu menjadi salah satu alat dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sehinga setiap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu betul-betul mampu menggali dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan dalam membuat RPP adalah :

1. Merencanakan kegiatan motivasi dan appersepsi
- keterlibatan sedini mungkin dari siswa dalam membangun motivasi dan appersepsinya

2. Merencanakan lingkungan belajar matematika
- menentukan sumber ajar yang diperlukan
- merencanakan kegiatan yang bersifat fleksibel
- merencakan lingkungan fisik pembelajaran matematika.
- melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar matematika.

3. Mengembangkan lingkungan sosial siswa
- merencanakan kegiatan untuk bekerja sama.
- mendorong siswa saling menghargai.
- menelusuri perasaan siswa tentang matematika
- mengembangkan model-model matematika.

4. Merencanakan kegiatan matematika
- merencanakan kegiatan matematika yang seimbang dalam hal : materi, waktu, kesulitan, aktivitas, dsb.
- merencanakan kegiatan matematika yang terbuka (open-ended)
- merencanakan kegiatan sesuai kemampuan siswa.
- mengembangkan topik matematika.
- membangun mental matematika.
- kapan dan bilamana membantu siswa ?
- menggunakan berbagai sumber ajar (buku yang bervariasi), ICT
- mengembangkan kemampuan siswa melakukan management belajarnya, misal dalam bentuk portfolio.

5. Merencanakan skema pembelajaran
- struktur pembelajaran: pendahuluan, pengembangan, kesimpulan
- skema interaksi: klasikal, kelompok, individu
- skema pencapaian kompetensi: will, attitude, knowledge, skill, experience

6. Merencanakan penggunaan alat bantu/media
- pemanfaatan/pengembangan LKS: kelompok, mandiri, variasi, penugasan, penemuan konsep/prosedur, penerapan prosedur, dst
- pemanfaatan/pengembangan alat peraga
- alat peraga dikembangkan berdasar hakekat konsep/prosedur dan kelayakan pengadaaanya.

7. Merencanakan kegiatan assesment
- penilaian berbasis kelas
- penilaian othentic
- portfolio
- penilaian proses dan hasil
- standar pencapaian hasil
- self assesment

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan belajar mengajar matematika dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu :

1. Buatlah pembelajaran penuh arti, dengan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa dan tunjukkan manfaatnya untuk masa depan siswa.

2. Bantu siswa menentukan targetnya sendiri sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

3. Tumbuhkan harga diri siswa dengan menciptakan harapan untuk sukses dalam mencapai target yang ditetapkan.

4. Ciptakan hubungan yang hangat dengan siswa, tidak kaku, dalam artian kita harus dekat dengan siswa, sehingga siswa tidak canggung terhadap guru, yang pada akhirnya siswa akan dengan leluasa melontarkan kesulitan dan permasalahan dalam belajar mematika kepada guru. Dengan demikian guru bisa mengetahui berbagai kendala yang dihadapi peserta didik dan untuk selanjutnya diupayakan solusinya.

5. Gunakan metode mengajar yang inovatif, sehingga menarik minat siswa.

6. Kembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menempatkan siswa sebagai subjek, dengan memberikan kebebasan untuk berkreasi dan mengemukakan pendapatnya, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator.

7. Bentuklah kelompok-kelompok belajar.

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka memotivasi siswa untuk belajar adalah sebagai berikut :

1. Susun target jangka pendek yang sesuai dengan kemampuan siswa. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat segera merasakan sukses, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri.

2. Sesuaikan situasi belajar dengan minat siswa, sehinga terdorong untuk aktif mengerjakannya.

3. Hindari kritik, karena kritik bagi siswa bisa menurunkan rasa percaya diri.

4. Jika perlu berikan insentif. Seringkali siswa yang enggan belajar termotivasi jika diberikan hadiah tertentu.

5. Lakukan konseling sehingga dapat diketahui kesulitan belajar siswa.

Pengalaman saya selama mengajar hal yang selama ini sering saya lakukan dan hasilnya menurut saya sangat berarti dan bermanfaat bagi siswa , adalah lebih banyak meyediakan waktu untuk memberikan pelayanan individu. Pelayanan yang saya berikan adalah mengadakan remedial dengan penilaian unjuk kerja.

Penilaian unjuk kerja dalam matematika bisa dilakukan dengan cara menyuruh seorang siswa kedepan untuk mengerjakan soal matematika. Guru langsung mengamati apa yang dia pikirkan dan dia kerjakan. Guru juga langsung mengadakan tanya jawab untuk mengetahui kedalaman siswa memahami materi pelajaran. Dengan cara pelayanan individu seperti inilah diharapakan kompetensi siswa yang sebenarnya dapat terlihat. Informasi selengkapnya mengenai penilaian unjuk kerja ini ada pada blogger saya yaitu pada judul “indikator guru matematika yang professional”.

Satu hal penting yang tidak boleh terlewatkan dalam upaya mengembangkan kemampuan saya dalam mengajar adalah terus mencari informasi lewat internet dan terus berdiskusi dengan teman seprofesi melalui berbagai blogger.

Untuk mempertajam pola pikir saya agar menjadi lebih ktitis dan dalam rangka memupuk kreativitas, pengembangan blogger multak adanya.

Saya beruntung mengikuti perkuliahan ini, karena menjadikan wawasan pengetahuan saya lebih luas dan mampu menjadikan pola pikir saya lebih kritis lagi serta lebih terbuka lagi untuk terus berpengharapan ke depannya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan saya menuju ke kualitas kedua, sehinga Insya Allah mampu menjadi sosok guru yang professional.

Dalam kesempatan ini saya ingin menyatakan khususnya pada diri saya sendiri dan umumnya bagi guru-guru yang lain, bahwa kita tidak cukup saja hanya mengembangkan kecerdasan intelektual saja tetapi kita perlu mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan emosional yang meliputi : kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati, membina hubungan. Selanjutnya meningkatkan kecerdasan spiritual berupa kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanief), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip hanya karena Allah. Bahkan lebih jauh menuju Kecerdasan Ruhaniah atau transcendental intelligece (TQ) sesuai pendapat Toto Tasmara (2001), yang mengartikan TQ sebagai kecerdasan yang berpusat pada rasa cinta yang mendalam kepada Allah Rabbul ’Alamin dan seluruh ciptaan-Nya.

Komentar

Iwan Sumantri mengatakan…
Wah pak tulisannya menarik enak dibaca. Yah itulah hasil kita selama 6 bulan untuk mata kuliah Perencanaan pembelajaran matematika, mudah-mudahan apa yang kita dapatkan bisa kita terapkan dan dilaksanakan kelak kita terjun kembali dalam PBM Matematika disekolah kita masing-masing!
Mulyati mengatakan…
Sukses pak, refleksinya baguuus...!
Dr. Marsigit, M.A mengatakan…
Saya mengapresiasi tulisan Pak Budi karena orisinil, kreatif dan produktif. Selanjutnya komentar-komentar Pak Budi terhadap tulisan teman-teman yang lain tentu juga diharapkan. (Dosen: Dr. Marsigit)
Budiharjono mengatakan…
Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Marsigit dan rekan rekan yang telah berkunjung dan memberi komentar terhadap blogger saya. Saran-saran dari Pak Marsigit dan rekan-rekan tentu menjadi perhatian saya..
Achmad Agus S, S.Pd. mengatakan…
refleksi pak budi bagus, pengalaman pak budi ini, akan saya unduh sebagai pengalaman saya juga. biar tambah wawasan. terima kasih pak budi..
Ayah mengatakan…
Mudah-mudahan Bapak tetap semangat

Postingan populer dari blog ini

RPP KUALITAS KEDUA